episode 5 : (Simbok muring muring)
Baca kisah sebelumnya : episode 4
Setelah Dewi nawang Wulan bersedia diajak pulang ke rumah Tarub,mereka menghampiri Man Cungkring yang tadi di seberang telaga.
"Oalah Man,kok ya bisa nglakoni."kata Tarub yang melihat pamannya ternyata tidur nyenden batu dan bibir ndoweh
"Siapa sih mas orang kurang gisi itu?"Tanya Dewi Nawang Wulan yang juga melihat paman Cungkring yang memang Cungkring."
"Dia pamanku Dik Wulan."
"Orang kok garing,waktu kecil gak pernah diajak ke posyandu kali mas."timpal Dewi Nawang.
Tarub tiba tiba ngelirik penulis.
Penulis merasa gak enak dengan lirikan Tarub,diacungkan kepalan ke arah Tarub:"awas koen Rub"!
"Man,bangun,ayo pulang."Tarub membangunkan Man Cungkring sambil nepuk pundak pamannya itu.
"A,u,aa,lha."Paman Cungkring masih bengong.
"Kelamaan Man!"Tarub kemudian menarik lengan pamannya.
Mereka bertiga pulang.
Sementara Dewi Nawang Wulan disuruh Tarub duduk di ruang depan.
Simbok yang melihat Tarub datang tiba tiba ngawe ke arah anaknya itu.
Tarub diajak ke belakang Rumah.
"Rub,kamu jangan kurang ajar yo!"kata simbok sambil mentheleng.
"Opo se mbok?"Tarub bingung
"Rub,kamu ubyak ubyuk sama cah wedok,siapa dia?"
"Anu mbok,,,"Belum selesai Tarub menjawab simbok nggremeng lagi:
"Simbok malu Rub,kamu grudak gruduk sama gadis anak orang."Sambil tetap melotot kepada Tarub.
"Coba,apa kata orang nanti,Tarub belum tutuk sekolah sudah nggandengi cak wedok."
Jaka Tarub masih diam menunggu reda kemarahan simboknya.
"Salah salah Rub,kamiU bisa dituduh dengan dakwaan pasal berlapis,penculikan dan melarikan anak orang."
"Ah,simbok nih nggak gaul."Tarub merengut.
"Ayo,siapa dia,segera antar pulang!"bentak simbok.
"Mbok jangan kenceng kenceng,nanti dia dengar."pinta Tarub.
"Udah deh mbok,simbok tanya saja sendiri sana."kemudian Tarub menuju senthong ngumpet sambil ngintip mbak Dewi.
Simbok cincing cincing seweknya melangkah menuju ruang depan dimana Dewi Nawang Wulan berada.
"UWIH!!!cerita yang sulit nulisnya."penulis membatin sambil ngongkek boyok
Jangan ketinggalan ikuti terus lanjutnya setelah sebelumnya tersisip cerpen: " cerpen Sepenggal kisah."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih kunjungannya,dan silahkan tinggalkan pesan sebagai saran pada blog sederhana ini salam persahabatan dari cerpen dunia maya