Translate

Jumat, 18 November 2011

cerpen seje dewe Jaka Kendil tujuh

Melanjutkan adegan di pendapa keraton.

Jaka Kendil tampak bimbang dengan tes kesaktian yang di gagas patih Sengkunos.

Sang Senopati rupanya tahu yang dipikirkan Kendil yang duduk di dekatnya,kemudian membisikkan sesuatu kepada Jaka Kendil.

"Weh weh ngegosip,ehem ehem." Patih Sengkunos nyeletuk sambil berdehem.
"Oh,tidak ndoro Patih,saya cuma memberi tahu Jaka Kendil seperti kata ndoro patih,mau melanjutkan tes apa tidak."Sang Senopati menjawab deheman Patih Sengkunos.

Suasana hening sejenak,para punggawa di dalam pendapa menunggu jawaban Jaka Kendil.

"Baiklah Sang Prabu,hamba sanggup menjalani tes kesaktian,tapi hamba juga mengajukan permintaan."Jaka Kendil tiba tiba memecah keheningan.
"Apa permintaanmu Kendil?"tanya sang Prabu Kridawicaksana.

Kendilpun meminta tes ini juga diikuti oleh Sengkunos Yunior.

"Lho lo lo,orang yang tes kamu kok anakku diajak?"Sengkunos terkejut mendengar permintaan Kendil.
"Maaf ndoro Patih,seperti pada cerpen dunia maya: Cerpen Seje Dewe Jaka Kendil enam,ndoro Patih mengatakan bahwa bila saya tidak melanjutkan tes,jabatan akan diberikan pada Putra ndoro Patih."Timpal Kendil.
"Woh iya betul itu,tapi mengapa putraku harus ikut tes?"Patih Sengkunos belum faham maksud Jaka Kendil.
"Ndoro patih,sampean enak bener,tanpa tes apapun anak sampean mau jadi Senopati,sedang saya yang sudah bonyok tiba tiba harus mundur."Jawab Kendil agak emosi dan meninggikan nada suara.
"Lho lha lho lha,,,."Sengkunos gelagapan.

suasana tenang beberapa detik tiba tiba : "Asolole icik icik!",man KAMTIB nyeletuk urakannya.
Orang orang menolehnya,demikian juga patih Sengkunos disertai rasa tersinggung.

"He kowe sapa?KAMTIB udar udur masuk pendapa,apa maksumu ngucap wudele,udele siapa,wudel kamu bodong!"Patih sekunos menteleng kepada Man KAMTIB.
Orang dipendapa tertawa mendengar kata Patih Sengkunos.
"Asolole ndoro patih,bukan udele."seorang prajurit menerangkan.

"Sudah sudah paman,jangan diteruskan,,apakah paman patih menyanggupi permintaan Jaka Kendil?"tanya sang Prabu.

Akhirnya Sengkunos menyanggupi permintaan itu meskipun harus ngerayu Sengkunos Yunior dengan susah payah.

Tibalah hari pertandingan yang dibagi dua hari,hari pertama Sengkunos Yunior,hari kedua Jaka Kendil.

Beras dua karung telah disebar di alun alun.
Tiba tiba di alun alun datanglah ribuan orang,laki perempuan,anak anak,kakek nenek dan lauin luain.

Jaka Kendil,sang Senopati dan lik KAMTIB hadir melihat tes itu.

"Hehehe,orang itu harus punya akal Ndil,bukan okol saja."patih Sengkunos sambil menunjuk kepalannya nyengenges pada Jaka Kendil.
"Heleh,paling yo mbayar!"timpal man KAMTIB yang menyaksikan ribuan orang itu ternyata suruhan Sengkunos untuk memunguti beras.

Sampailah pada sore hari,dan selesai waktu yang diberikan untuk Sengkunos Yunior.

Meski dibantu ribuan orang ternyata tim penyeleksi mendiskualifikasi Sengkunos Yunior,karena masih ditemukan banyak beras tercecer bahkan ada yang dibawa semut.

Bagaimana dengan tes untuk Jaka Kendil,sanggupkah dia menyelesaikannya,jangan kemana mana,balik ke cerpen dunia maya di lain sempat.Salam sejahtera damai di hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih kunjungannya,dan silahkan tinggalkan pesan sebagai saran pada blog sederhana ini salam persahabatan dari cerpen dunia maya

Barangkali kita bisa saling menginspirasi,mohon bila coppy paste sertakan link ke blog ini dan tulis pengarangnya.Terimakasih sahabat cerpen dunia maya