Translate

Senin, 14 November 2011

Cerpen Seje Dewe Jaka Kendil enam

Baca kisah sebelumnya : cerpen dunia maya: Cerpen seje dewe Jaka Kendil Lima.

Pada pertandingan melawan sang Senopati ternyata pertandingan ini berlangsung tertutup,jadi media ekektronik dan koran tidak bisa meliput,termasuk penulis cerita.

Menurut slentingan mbok bakul sinambi wara,pertandingan itu hanya berupa interview yang dilakukan oleh sang Senopati.

"Baiklah saudara saudara,demi transparansi kali ini saya umumkan hasil tes ujian senopati."Demikian kata Sang Senopati membuka acara konferensi pers yang dihadiri para wartawan dari berbagai media seantero negeri Antah Barantah.
"Mengingat,menimbang dari berbagai aturan yang ada,saya memutuskan bahwa Jaka Kendil lulus tes dan berhak memangku jabatan Senopati."Lanjut sang Senopati.

"Apakah dengan demikian Sang Senopati akan mengundurkan diri?"tanya seorang wartawan tivi.
"Oh belum,ini langkah kaderisasi sebelum saya pensiun,jadi jika nanti saya pensiun pengganti saya telah matang dan berpengalaman."Jawab sang Senopati penuh wibawa.

Tiba tiba datang patih Sengkunos menuju podium dan berbisik kepada Sang Senopati.

"Baiklah saudara saudara,atas mandat panjenenganipun patih Sengkunos,bahwa setelah ini Jaka Kendil masih harus menghadapi tes dari sang prabu Kridawicaksana."sang Senopati mengumumkan.

Jaka Kendil dan Lik KAMTIB terkejut mendengar itu.
Hampir saja Jaka Kendil mengucapkan protes karena ia merasa telah lulus tes dan ini yang terakhir.
Sang Senopati yang melihat situasi ini memberi isyarat kepada Jaka Kendil supaya tidak melanjutkan tindakannya.Sang Senopati kelihatan tidak senang pada Patih Sengkunos yang sehabis membisikinya terus pergi.

"Jaka Kendil,entahlah aku tidak tahu apakah ada aturan baru yang belu aku terima,tetapi aku menyatakan lulus padamu."hibur sang Senopati yang melihat Jaka Kendil tampak kecewa.

Latar belakan berganti pada pendapa kraton yang telah penuh dihadiri pejabat keraton untuk menyaksikan penobatan Jaka Kendil yang juga telah dihadir ditemani lik KAMTIB.

"Baiklah kita mengadakan pertemuan hari ini untuk menobatkan Jaka Kendil yang telah lulus tes untuk menjabat gelas Senopati."Sang Prabu Kridawicaksana membuka pertemuan.
Saat itu pula patih sengkunos yang hadir ditemani Sengkunos Yunior maju menghadap sang Prabu dan berkata : "Maaf sang Prabu,meskipun Jaka Kendi memenangkan pertandingan dan lulus tes,tapi perlu diberikan tes lagi."
"Maksudmu apa paman Sengkunos?"tanya sang Prabu.
"Wah,sang prabu ni gimana,,ini jabatan senopati bos,,gak ringan."patih sengkunos bergaya seperti Sengkuni.
"Boleh tes fisik lulus,tapi hal lain bagaimana bos,,senopati itu harus sakti mandraguna,menghadapi musuh kalau cuma ecek ecek ya gampang di KO bos."Sengkunos meneruskan khotbah.
"Lalu bagaimana seharusnya paman patih?"tanya sang Prabu.

Majulah patih Sengkunos dan membisikkan sesuatu kepada sang Prabu.

"Baiklah saudara saudara,atas petunjuk man patih Sengkunos,Jaka Kendil harus menghadapi tes lagi."Sang Prabu mengumumkan.
"Maaf sang Prabu,ujian apalagi yang akan hamba hadapi?"Jaka Kendil yang sejak tadi bingung dan diam bertanya.
"Jaka Kendil,ini tes kesaktian,,kamu harus bisa mengumpulkan dua karung beras yang disebar di alun alun."Jawab Sang Prabu.
"Maksudnya?"tanya kendil yang belum faham.
"Beras dua karung yang sebar di alun alun harus kamu kumpulkan dan kamu masukkan dalam karung lagi tanpa ada yang tercecer."Terang sang Prabu.

"Hehehe,Ndil Kendil,kamu sanggup tidak?"Patih sengkunos nyengeges terhadap Kendil.
Kendil diam,hanya memandang sambil mrengut pada Sengkunos yang dianggap mengakalinya.

"Kalau nggak sanggup,urungkan saja memangku jabatan Senopati,,nah biar diganti ini."Lanjut patih Sengkunos sambil menepuk pundak Sengkunos Yunior yang duduk di sampingnya.
"Siapa dia pak Patih?"Tanya Kendil.
"Hehehe,dia anakku,,sakti lho Ndil,,kamu belum tentu menang melawan dia."Jawab Patih.
"Hayo,,sanggup tidak ngumpulin dua karung beras yang disebar."Patih menanyai Kendil.

Sanggupkah Jaka Kendil mengumpulkan dua karung beras yang disebar di alun alun?,,hehe kembali ke blog ini di lain waktu.

2 komentar:

  1. mesti sengkunos itu masih keturunane sengkuni... nyengengesnya sama soalnya...
    hahahahahaaa....

    BalasHapus
  2. Mas Pomo,,hahaha wah rupanya saya ketemu dalang,,,cerita wayangnya lanjutkan mas,,saya suka mbcanya

    BalasHapus

Terimakasih kunjungannya,dan silahkan tinggalkan pesan sebagai saran pada blog sederhana ini salam persahabatan dari cerpen dunia maya

Barangkali kita bisa saling menginspirasi,mohon bila coppy paste sertakan link ke blog ini dan tulis pengarangnya.Terimakasih sahabat cerpen dunia maya