Translate

Selasa, 22 November 2011

Cerpen seje dewe Jaka Kendil delapan

Setelah Sengkunos Yunior pada cerpen dunia maya: cerpen seje dewe Jaka Kendil tujuh terkena diskualifikasi,alias hanya menempati urutan kedua,kini tiba giliran Jaka Kendil maju ke arena sea games untuk mendapat medali emas dan memangku jabatan senopati.

Semua punggawa keraton hadir,dan tanpa disangka meskipun Jaka Kendil tanpa mbayar orang untuk mendukungnya,datanglah masa berjubel melihat aksinya.

Mereka seperti pendukung timnas saat melawan Malaysia meski harus kalah (1-1/4-3) dalam adu pinalti.

Jaka Kendil merasa haru,meski ia bingung apakah nanti ia berhasil mengumpulkan beras yang disebar di alun alun.

"Mas Kendil,apakah perlu bantuan untuk mengumpulkan beras?"tanya seorang gadis yang ternyata pemimpin suporter perempuan pendukung Jaka Kendil yang keningnya ditulisi I Love Jaka Kendil.
"Terimakasih dik."Jawab kendil sambil tos dengan gadis itu.

Demikian juga banyak suporter lain yang membawa sepanduk dan mengucap yel yel:"Jaka Kendil,Jaka Kendil..."

Untuk menghibur pendukungnya Jaka Kendil menyempatkan diri mengadakan atraksi spektakuler,yaitu meniru Limbad,tubuhnya digilas mesin tumbuk,tapi gak popo

Duduklah menyendiri di bawah pohon ringin,dimana ia dulu bertemu Lik KAMTIB,sambil bingung apa yang harus ia lakukan untuk memunguti beras yang telah disebar.

"Mak,Kendil didoakan ya Mak,ini tes terakhir,moga Kendil lulus."Demikian sms yang dikirim Jaka Kendil kepada emaknya di desa.
Bunyi dering tanda pesan diterima Jaka Kendil dan dibuka."Ayo kirim 2 sms lagi,kamu dapat 10.000 sms gratis ke semua operator."ternyata dari operator seluler.

"Iyo Ndil,doa emak menyertaimu dan banyak elingnya ya."Kalau ini balasan emaknya.

Dalam kebingungan dan kesedihan,turunlah dua ekor burung emprit yang satu masih belajar terbang dan satu induknya hendak mematuk beras yang tercecer di depan Kendi.

"Oalah burung maaf ya,kamu jangan ngambil beras itu,ini lomba ngumpulin beras,aku bingung nih burung."kata Kendil seakan mengajak burung burung itu bicara.
"ES ES.pergi!"halau Kendil.

Burung itupun terbang meninggalkan tempat itu.

Sampai tengah hari tak ada yang dilakukan Kendil terhadap beras beras yang harus ia kumpulkan,ia bingung.Berdiri,duduk,tidur,berdiri lagi.

Tiba tiba dari arah barat tampak mendung menghitam,semakin dekat.
Mendung itu bersuara menderu yang aneh dan mulai menutupi langit.Orang orang yang hadir tampak kebingungan dan takut,jangan jangan hujan lebat disertai badai.
Mendung menderu mulai mendekati alun alun dan mendung itu hanya setinggi pohon kelapa.

Langit keraton negeri Antah Barantah jadi gelap gulita.

"Wah apa ini,dan kalau hujan gagallah tesku."batin Kendil.

Apa yang terjadi di negeri Antah Barantah?Jangan lupa balik ke ini blog disaat anda punya pulsa.Iii serem...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih kunjungannya,dan silahkan tinggalkan pesan sebagai saran pada blog sederhana ini salam persahabatan dari cerpen dunia maya

Barangkali kita bisa saling menginspirasi,mohon bila coppy paste sertakan link ke blog ini dan tulis pengarangnya.Terimakasih sahabat cerpen dunia maya