Aku masih belum tahu benar siapa Yudakarsa dan bagiku tindakan dan ucapannya masih misterius.
Selama tiga bulan aku digemblengnya,tapi jika aku tanya siapa dia,ia hanya menjawab:"Dimas nanti kamu tahu sendiri.
"Ayo dimas mumpung masih pagi kita berangkat."
Kami berangkat dan seperti katanya kamipun naik kuda,satu kuda dinaiki dua orang karena aku tidak bisa mengendali kuda.
"Kangmas Yudakarsa,kalau boleh tahu sebenarnya kangmas ini siapa?tanyaku pada satu kesempatan.
"Baiklah dimas karena aku percaya padamu,seperti kukatakan padamu waktu itu,aku ini senopati Yudakarsa,aku pemimpin perjurit telik sandi."
"Apa itu kangmas?"
"Aku pemimpin pasukan yang bertugas mencari sisik melik tentang gangguan gangguan terhadap nagari Malwapati."
Aku membatin mungkin dia kepala intelejen.
"Dimas,aku saat ini mencari berita tentang Sengkanbaplang yang dikabarkan akan mengadakan pemberontakan"
"Siapa dia kangmas?"
"Dia seorang yang dipercaya oleh kawula sekitarnya sebagai seorang yang linuwih dan mempunyai banyak cantrik dari kawula Malwapati maupun nagari lain."
"Kenapa harus kangmas sendiri dan bukan prajurit bawahan kangmas untuk tugas ini?"
"Selama ini kami tidak bisa membuktikan tentang khabar itu dimas,maka aku sendiri yang melakukan dan aku telah tahu siapa Sengkanbaplang."
Hari telah siang,kami melewati beberapa hutan dan desa desa.Aku sepertinya berada di alam masa lalu jika aku melihat hutan hutan lebat dan peradaban penduduk desa yang kami lewati.
"Dimas kita mampir di warung dulu mencari makan."
"Baik kangmas."
Kami mampir di warung di tepi jalan,dua cangkir kopi di pesan.
Belum lagi kopi habis tiba tiba dari ujung jalan banyak orang berlarian.
"Pasare diobong,pasare diobong!"
Orang orang dalam warung pada keluar.
"Simbok ana apa?"tanya seseorang yang tadi bersama dalam warung pada seorang perempuan yang berlari ketakutan.
"Anu kang,pasare diobong,sing ngobong ngamuk!"
"Sapa mbok sing ngobong?"kangmas Yudakarsa menyela.
"Kuwi nak,Karta sak balane."Si simbok terus lari lagi.baca seterusnya ya