Suamiku mestinya pulang kerja tam 15.30,tapi kali ini dia tak juga pulang.
Sampai magrib tak juga datang.Tapi mungkin lembur pikirku.
Sampai esok paginya suamiku belum juga pulang,aku mulai resah,tapi karena aku harus kerja maka hari itu aku belum bisa mencari khabar suamiku.
Jam empat sore aku pulang,tapi suamiku belum juga ada di rumah.
Sampai habis magrib tak juga pulang,akhirnya kucoba bertanya teman temannya.
Aku datangi teman teman biasanya bermain bersama suamiku,tidak ada yang tahu,aku tanya teman kerjannya juga tidak ada yang tahu.
Lima hari sudah suamiku tidak pulang,famili familinya juga tidak ada yang tahu.
Akhirnya aku mendatangi tempat kerja suamiku,barangkali bisa ketemu saat dia masuk kerja,tapi ternyata dia gak masuk kerja.
Aku beranikan diri ke kantor personalia,dan menemui pimpinan nya.
"BLAARR!!!!"Kepalaku rasanya terkena pukulan palu mendengar jawaban bapak personalia tempat suamiku kerja.
"Lho suamimu kan sudah mengundurkan diri dua hari yang lalu,tentang dimana aku gak tahu."terang beliau."Dia bilang mengundurkan diri karena sudah ada usaha sendiri."lanjut beliau.
Akupun pamit dan pulang.
Hari hari kulewati entah sudah berapa bulan suamiku tidak pulang.
Sedih juga hatiku,apalagi mengenang saat indah bersamanya.Bagaimana kami pertama bertemu kemudian memutuskan menikah.Usia perkawinan lebih dari lima tahun meski belum dikaruniai momongan tapi hatiku telah menjadi satu.
Sudah tiga bulan aku menunggu suamiku,tak juga ada khabar berita,aku setia,aku mencintainya,meski entah apa yang dilakukan suamiku dengan meninggalkanku.
Sampai suatu kali datang surat pengajuan cerai dari kantor urusan agama dari suamiku aku terima.
Entahlah,aku apakah akan meluluskan pengajuan cerai suamiku atau tidak,aku bingung,juga sebingung tak tahu dimana sebenarnya berada,dan sesamar apakah aku masih mencintainya atau membencinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih kunjungannya,dan silahkan tinggalkan pesan sebagai saran pada blog sederhana ini salam persahabatan dari cerpen dunia maya