KUNTILANAK

Hari hari yang menyedihkan bagi Santo.Bagaimana tidak,pacar atau boleh dibilang kekasih hatinya tanpa memberi memberi tahu apa apa tiba tiba menikah dengan orang lain.
Hari hari yang membuatnya kesal,stres,pusing dan melamun.

Sehabis magrib tiba tiba ia berkeinginan mencuci baju kotor yang menumpuk.Tetap saja Santo mencuci sambil melamun.
"Krekk."pintu belakang terbuka ditiup angin,Santo tak memperhatikan,toh memang gak dikunci.
"Krek."Pintu itu terbuka lagi,Santo tetep saja mencuci sambil melamun.
"Krekk,brakk!"Pintu itu membuka dengan lebar dan menghantam tembok,Santo terkejut juga angin yang bertiup terasa dingin.
Santo menoleh kearah pintu yang memang bisa ia lihat dari tempat ia mencuci dalam rumah dapur.

"Hei,mbak kok masuk mbanting pintu?"Terkejut nih."Teriak santo pada orang yang berdiri di depan pintu.
Yang diajak ngomong diam saja hanya menatap Santo.
"Mbak sampean keponakan lik Jumani ya?"tanya santo yang menduga orang itu keponakan Jumani tetangga sebelah.
Perempuan itu tetep diam dan hanya menatap Santo.
Santo menoleh lagi pada perempuan yang dipanggilnya mbak.Jantungnya berdesir,Perempuan itu cantik sekali.
Tapi Santo malu bila tetap menatapnya,ia pura pura meneruskan mencucinya.
"Mbak kapan da..."Santo tidak meneruskan pertanyaanya ketika ia toleh perempuan itu tidak ada.
Santo keluar dan mencari,ternyata perempuan cantik itu telah berjalan sampai bawah pohon mangga,Santo mengejarnya.
"Mbak Tunggu!"teriak santo,tapi yang dipanggil tetap terus berjalan.
Perempuan itu menoleh Santo,cantik sekali,jantung santo berdegup kencang memandang perempuan cantik berambut panjang dan berdaster putih.
Ketika hampir dekat tiba tiba ia tersandung akar pohon,Santo jatuh.
Ia bangkit tapi perempuan yang dikejarnya tidak ada,ia memandang sekeliling mencari.Santo amat terkejut,ternyata disekelilinya hanya ada nisan nisan dan pohon kamboja,ia berada di area pekuburan yang jaraknya kurang lebih duaratus meter dari rumahnya.