Tak terasa sudah sekitar tiga bulan aku dan kangmas Yudakarsa hidup di hutan dan berumahkan gua.
Aku mulai mengerti apa yang diajarkannya tentang kanuragan,budiluhur serta sopan santun,tidak seperti Deni Suharyanto yang urakan,cengengesan dan bandel,demikian juga kangmas Yudakarsa entah karena terbiasa atau pengaruh ilmu hipnotis yang aku lakukan waktu pertama latihan,yang jelas ia telah menguasai bahasa Indonesia.
"Dimas,sudah tiga bulan engkau aku wejang berbagai ilmu,untuk itu dimas saatnya ikut ke nagariku."
"Baik kangmas,tapi saya mohon diperkenankan pulang untuk pamit kepada orangtuaku dan sekaligus membawa bekal dan beberapa pakaian."Aku meminta kepadanya,karena selama ini aku tidak tahu bagaimana keadaan keluargaku yang kutinggal tanpa pamit.
"Baik dimas,nanti aku akan mengantarmu,dan satu lagi dimas,sekarang engkau aku beri nama Raden Pranayuda."
"Kenapa kangmas,bukankah nama Deni Suharyanto juga nama yang baik?"
"Oh,nama yang baik dimas,akan tetapi itu nama yang asing bagi negeri kami."
Akhirnya aku menurut saja kemauanya,namaku Raden Pranayuda sekarang.
Besoknya Kangmas Yudakarsa mengantarku pulang.Tapi karena ini dalam hutan aku memintanya mengantarku ke tempat pertama kami bertemu,yaitu lapangan bola.
Sekitar kira kira jam kami sampai,aku katakan kira kira karena jam tanganku sudah gak berfungsi,batereinya habis.
"Dimas,di manakah rumahmu?"
Aku bingung menjawabnya,karena di sini tidak ada lapangan bola.
"Dimas,dimana?"
"Kangmas,bukankah kita bertemu di sini,di lapangan bola,apakah kita tersesat kangmas?"
"Benar dimas,dulu kita bertemu di sini,tapi aku tidak tahu maksuda dimas dengan menyebut lapangan bola."
Aku jadi bingung,apakah aku tersesat,sedang desaku tidak ada hutan seperti ini.
"Ah,mungkin kami tersesat."TERUS BACA