"Ia cah bagus kakangku yang sulung bernama Ngadeni lolos dari juru tembak."
Kemudian ia menceritakan bahwa kakaknya itu dulu pejuang di jaman penjajahan belanda menjelang datangnya jepang.
Dia bergabung dengan kelompok pejuang,suatu kali dapat tugas mengirim surat dari pimpinan kelompoknya kepada pemimpin kelompok lain.
"Tapi dia tertangkap tentara belanda yang patroli."lanjutnya.
"Sebenarnya ia tidak nampak sebagai pejuang,tapi saat digeledah di sakunya ada surat."
"Surat apa ini?"tanya seorang pasukan belanda dengan bahasa melayu yang kagok.
Ngadeni hanya diam,toh dia gak tahu isi surat tulisan tangan selain tak bisa baca tulis.
Setelah berembuk dengan temannya beberapa orang belanda itu menangkap Ngadeni dan membawanya ke Loji.
Di kemudian dititipkan di gudang pabrik gula dan disekap disitu.
"Hei,you besok dihukum tembak."kata penjaga gudang yang serdadu itu sambil menyodorkan beberapa potong roti plus mentega pada Ngadeni."You berdoa,tommorow you mati jam enam,ditembak."kata serdadu itu sambil jarinya membentuk pistol diarahkan ke Ngadeni.
Ngadeni jadi resah."Aku besok ditembak."batinnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih kunjungannya,dan silahkan tinggalkan pesan sebagai saran pada blog sederhana ini salam persahabatan dari cerpen dunia maya