PUTRI PUTRI CANTIK BERTARING

"Saya ini nggak gila ko le,"kata mbah Sumo sambil mengambil rokok yang aku suguhkan.
"Kenapa memangnya mbah?"tanyaku sambil kuberi isyarat istriku untuk membuatkan kopi beliau.

Beliau selalu datang ke rumah bila tahu aku ada di rumah.Sekedar menanyakan kabar atau sekedar ngobrol,dan aku akan menyuguhinya rokok atau kopi.

"Orang saya itu jadi pekathik di kraton."lanjut beliau.
"Kraton?"pikirku.Akupun menanyakan"Kraton mana mbah?"
"Itu lho di pohon kepuh"jawab beliau.

Mbah Sumo yang tahun tujuh puluhan dianggap sakit ingatan inipun meneruskan ceritanya.
Menurut beliau;
pada suatu malam sekitar pukul tujuh lebih telah didatangi seseorang dan meminta beliau bekerja merawat kuda.Beliau menyanggupi,maka esok paginya berangkat.

"Di sana,kraton itu gampang kok le mencari rumput."terang beliau,"jadi aku sanggup memelihara kuda kuda kraton yang banyak itu.
"kuda kuda itu untuk apa mbah?"tanyaku mulai penasaran.Beliaupun menerangkan,bahwa kuda kuda itu digunakan untuk kereta dan tunggangan kerabat kraton "pohon kepuh"menyambangi familinya."Dimana famili familinya mbah?"
"Itu di Sentana."jawab beliau.Beliau menyebut tempat yang wingit di tempat tetangga desa.

Menurut beliau ada hubungan antara kraton kepuh yang ada di sebelah selatan desa dengan sentana di tetangga desa.

"Tapi aku disuruh berhenti bekerja oleh ratunya kok le."kata beliau sambil siap menyruput kopi.

"kenapa mbah?"tanyaku."orang aku disuruh menikahi putrinya aku gak mau,empat puluh putri cantik dijajar,aku suruh memilih."

"Orang kalau tertawa keras sekali,telingaku sampai berdenging dan ternyata putri putri ayu kok bertaring."

"Aku gak mau,terus dipanggil ratunya,aku disuruh pulang."

Menurut orang orang tua mbah sumo ini pernah sakit ingatan tapi bisa sembuh dengan sendirinya.