Wasis anak lelaki semata wayang telah puliang kuliah.
"Ah adik ini mengejutkan orang saja."timpal bu Marni.Ia memanggil anaknya dengan sebutan adik.
"Habis bikin adonan sambil nglamun,pesenan siapa bu?"
"Pak Lurah,eh eh dik itu tasnya jangan taruh di situ,sana di dalam sana."teriaknya kepada Wasis yang akan ke rumah depan.Wasis kembali mengambil tasnya yang tadi diletakkan di dingklik sambil memasang walkman hp ditelinganya.
"Hem,adik kalau sudah mainan hp musiknya..."gumamnya.
Tapi bu Marni mensyukuri bahwa ia bisa mencukupi kebutuhan anaknya.Waktu ia remaja jangankan hp yang memang belum ada,radio satu satunya yang dimiliki keluarganya sebagai hiburan harus gantian memutar kesukaan masing masing.Ia akan berebutan dengan adiknya yang suka lagu "begadang",sedang ia dongkol kalau Tetty Kadinya atau Fanbers dipindah chanel.
"Dik,tolong diketik terus di print ya skripsinya ibu,ibu nih nerusin bikin kue sama bapak."
"Ibu gak capek to,nanti sampai malam besok pagi harus bangun lebih awal."
"Ya capek dik,tapi ibu udah biasa sejak ibu muda."
"Ibumu itu sejak kecil berjuang keras dik."Jasman suami bu Marni menimpali.
Marni yang anak penjual kerupuk memang penuh liku dalam menggapai cita citanya menjadi Guru dan menjalani hidup.Bagaimana kisah selanjutnya?...(sambung ya?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih kunjungannya,dan silahkan tinggalkan pesan sebagai saran pada blog sederhana ini salam persahabatan dari cerpen dunia maya