***Kang Budi menanya satu diantara mereka;"Mengapa menangis dan bersedih?",tetapi orang itu tidak menghiraukan kang Budi,bahkan semua tidak ada yang memperhatikan.
Kang Budi yang dalam keadaan sukma itu mengulangi beberapa kali,hingga akhirnya seorang dari mereka mendekat dengan mimik yang sangat memelas,lalu berucap:"oh nak sungguh malang dan menyesal kami ini."
"Kenapa?"tanya kang Budi.
"Anak anak kami,ketika kami masih hidup,mereka kami rawat,kami besarkan,"kata orang itu sambil menangis yang sangat mengharukan,"tapi setelah kami mati tidak ada yang ingat sama sekali,mereka telah melupakan kami,mereka terlena oleh dunia.Bahkan mereka tidak ingat,bahwa mereka nanti juga mati seperti kami.""Lalu apa yang kalian butuhkan dari mereka untuk kalian?"sela kang Budi.
Kami hanyalah membutuhkan doa doa anak anak kami yang sholeh dan sholehah,tapi tiap malam jumat kami menunggu tak sedikitpun ada kiriman yang datang.
Kang Budi merasa welas dan tak bisa berbuat apa apa,maka kang Budi yang berujud sukma minta diri dan pergi.
Selanjutnya kang Budi meneruskan perjalanan goibnya untuk menemui gurunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih kunjungannya,dan silahkan tinggalkan pesan sebagai saran pada blog sederhana ini salam persahabatan dari cerpen dunia maya