cerpen PELANGI SORE

cerpen PELANGI SORE
Rintik gerimis sore membuat Yanto bermalas malasan,ia duduk duduk
di teras sambil menikmati kopi dan gorengan buatan istrinya,
Sentara anak dan istrinya nonton tivi di ruang tengah. Sinar matahari yang memancar ke arah timur membentuk bias pelagi
setelah bertemu tetesan gerimis. Yanto memandang keindahan alam itu.
Keindahan alam yang membuatnya teringat pada masa kecilnya. "Dundung kluwung."bisik hatinya.
Kemudian pikirannya melayang pada seraut wajah yang penuh kasih. "Sudah jangan nangis,itu ada dundung kluwung."kata biyungnya.
"Dundung kluwung itu apa Yung?"
"Dundung kluwung itu tangga para bidadari dari kahyangan turun ke bumi."
Yanto kecil kemudian bertanya tentang dundung kluwung,yang
membawanya kepada alam khayal anak anak.
Kemudian ia terlelap dalam gendongan biyungnya. Ia kenang saat itu ia minta dibelikan bakso,tapi bapak dan biyungnya
tidak punya uang.

Wajah bapaknya yang menghela nafas jelas terlintas di angannya,meski
saat itu ia tak tahu maknanya.Kini ia merasakan helaan nafas itu
sebuah kesedihan.
Wajah biyungnya yang mengibur,seperti sebuah wajah sesal dan kasihan
kepadanya. Yanto alias pak Yanto anggota De Pe Er,menjadi melankolis,ia tidak
berselera lagi meminum kopi dan memakan gorengan.

Rasa haru menyelimuti hatinya,ia semakin jauh terbawa ke dalam masa
silam tentang perjuangan bapak biyung yang membesarkannya. Wajah yang dulu gagah dan cantik,kemudian renta dimakan usia.
Ketika Yanto anak kesayangannya telah jadi orang,keduanya telah tiada.

"Maafkan Yanto biyung,bapak."kata hatinnya. Lamunannya tersentak oleh suara adzan magrib,Yanto bergegas
melaksanakan sholat bersama anak istrinya.
Ia berjanji akan menyertakan dua nama dalam tiap doanya.
cerpen Pelangi Sore by:code