Aku tidak pernah tahu siapa lelaki tua itu dan darimana asalnya.
Dia selalu ada di tepi jalan di perempatan itu.Selalu saja berdiri dan memegang tiang lampu traffic light di sebelah kanan jalan.
"Pak,bapak ini namanya siapa?"tanyaku suatu ketika.Lelaki itu hanya tersennyum,demikian juga saat aku tanya asal usulnya."Apa itu perlu bagimu?"selalu itu jawaban yang ia berikan padaku yang penasaran.
Kemudian ia pasti mengumandangkan syair syair yang aku tidak tahu maknanya.
Tiap aku ada di situ pasti ada saja syair yang diucapkan tanpa teks.
Dia bukan pengemis atau orang gila karena pakaiannya toh wajar,meski tidak bagus tapi bersih.Dia juga tidak membawa kaleng tempat uang dan jika ada yang memberi recehan atau melemparkan lembar ribuan ia akan mengembalikan dengan sopan:"Terimakasih."sambil membukukkan badan.
"Pak kenapa kok selalu di perempatan ini?"
"Agar aku banyak tahu siapa yang lewat sini."jawabnya yang kemudian membaca sebuah syair:
"jika engkau tanya di mana ia berada,di pelupuk mata bersembunyi.
Darahnya telah teraliri seribu angan dari negeri jauh yang akan mengalirkannya pada darahmu
Dia tahu kemana darah mengalir,maka ia bersembunyi bersamamu
Yang menggonggong adalah anaknya,sedang ia tak kau lihat.
Ia bunglon yang pandai dalam pakaian wajar di perempatan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih kunjungannya,dan silahkan tinggalkan pesan sebagai saran pada blog sederhana ini salam persahabatan dari cerpen dunia maya